Selasa, 09 Desember 2014

Pahlawan dari Semua Pahlawan

Dahulu ketika aku masih kecil, apabila mendengar kata ‘pahlawan’ maka anganku akan teringat pada gambar-gambar para pahlawan di buku ilmu pengetahuan umum atau di bagian belakang buku atlas milikku. Di sana ada gambar berbagai macam pahlawan. Ada pahlawan proklamasi, pahlawan revolusi dan pahlawan kemerdekaan. Dan akupun akan membayangkan bagaimana mereka berjuang dengan penuh keberanian dan segala pengorbanan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari para penjajah. Bagiku pahlawan adalah mereka yang gagah berani mengangkat senjata dan rela berkorban menumpahkan darah mereka demi membela bangsa dan negaranya.

Namun semakin bertambah besar dan bertambahnya ilmu dan wawasan yang kumiliki, aku mulai mengerti bahwa kepahlawanan bukanlah tentang perjuangan bersenjata untuk meraih kemerdekaan saja, melainkan tentang perbuatan yang berarti bagi orang lain dan juga bagi diri sendiri. 

Setiap individu pasti memiliki seseorang yang dianggap sebagai pahlawan baginya. Dan sosok pahlawan bagi individu yang satu bias jadi berbeda dengan pahlawan bagi individu lainnya. Guru adalah pahlawan dalam memberantas ketidaktahuan dan mencerdaskan bangsa. Dokter adalah pahlawan bagi mereka yang sedang sakit. Tukang sol sepatu adalah pahlawan bagi mereka yang sepatunya rusak namun enggan untuk membeli sepatu. Tukang sayur adalah pahlawan bagi ibu-ibu rumah tangga yang kesulitan mencari sayuran dan bahan pangan, karena letak pasar jauh dari pemukiman misalnya. Orang tua juga merupakan pahlawan bagi anak-anaknya. Siapa pun di sekitar kita adalah pahlawan.

Tanpa kita sadari, kita sendiri pun sesungguhnya adalah pahlawan, terutama bagi diri kita sendiri. Ketika kita melawan rasa malas untuk belajar dalam menghadapi ujian sekolah dan bertekad kuat untuk belajar hingga akhirnya kita sukses melalui ujian itu, maka saat itu kita adalah pahlawan bagi diri sendiri. Kemudian kita memotivasi teman agar belajar dengan tekun dan membagikan trik-trik belajar yang sukses atau menularkan kebiasaan-kebiasaan baik kita, maka saat itu kita merupakan pahlawan bagi teman kita itu.

Dan di antara para pahlawan di dunia ini, ibu adalah pahlawan nomor satu bagiku. Tanpa dia, aku bukanlah apa-apa. Ia menjadi perantara kelahiranku di dunia ini. Dia adalah pahlawan yang berjuang sekuat tenaga dan bahkan nyaris kehilangan nyawanya ketika melahirkanku. Pahlawan itu yang pertama kali mengenalkanku pada aksara, angka, dan berbagai ilmu dasar sebelum pahlawan lain, yang disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, megajariku di sekolah. Ia pula yang menjaga dan merawatku ketika aku sakit, sebelum dokter memeriksa penyakitku. Ia senatiasa tanpa lelah mengiringi setiap langkahku dengan doa dan dorongan semangat. Dia adalah motivator, inspirator, dan konsultan utama di sepanjang riwayat hidupku ini.

Ibu adalah orang pertama yang membuka mata di pagi hari, menyiapkan sarapan dan segala keperluan bagi anak dan keluarganya. Dan ia pula yang terakhir kali memejamkan mata setelah yang lain tidur. Mengutip salah satu kalimat hebat dari buku Tere Liye:


“Jika kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian.”

Ya. Itu memang benar. 

Ibu…
Kasih sayangnya, didikannya, dan pengorbanannya amatlah berarti dalam setiap hembusan nafasku. Ibu adalah pahlawanku, sejarahku, dan hidupku.  Dan aku ingin menjadi seperti dia. Menjadi pahlawan bagi anak-anakku kelak, bagi keluargaku, agamaku, bangsaku, negaraku, dan bagi bumi ini. 

Tanpa ibu, takkan lahir para pahlawan di muka bumi ini. Tanpa ada Hawa, takkan ada manusia lain selain Nabi Adam di dunia ini. Tanpa Siti Aminah, takkan lahir Nabi Muhammad SAW. Tanpa Ibu Nelson Mandela, tak mungkin lahir pahlawan anti-apartheid di Afrika Selatan. Tanpa Ibunda Soekarno, takkan ada pahlawan dengan semangat nasionalisme yang tinggi  seperti Soekarno dan mungkin, bisa jadi Indonesia belum merdeka sampai saat ini. 

Ibu, dialah pahlawan dari semua pahlawan.


Tulisan ini diikutsertakan di dalam #SGANia bulan November 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar